Thursday, October 28, 2010

Nabi Muhammad Bersabda : "Bersegeralah bersedekah, karena yang namanya bala tidak akan pernah bisa mendahului sedekah."
Saking “penasaran“, Abu Dzar -sahabat Nabi yang miskin- pernah bertanya “Wahai Nabi Allah, Engkau selalu memerintahkan kepada kami untuk bersedekah, apa hakekat sedekah itu ? “ Rasulullah SAW menjawab dengan satu kalimat yang diulanginya TIGA KALI berturut-turut ; “Sedekah itu sesuatu yang ajaib!“.

Wednesday, October 27, 2010

Sedekah Itu Investasi

Kiranya tidak berlebihan jika saya mengatakan hal demikian, karena nun jauh 14 abad yang lalu secara tersurat maupun tersirat, kalimat diatas telah diucapkan sekaligus diamalkan oleh manusia terbaik sepanjang peradaban manusia, Nabi Muhammad SAW, juga telah dibuktikan oleh para sahabat nabi. Namun pada kesempatan kali ini saya tidak akan menceritakan sejarah masa lalu beliau dengan segala bukti kebenarannya, tapi saya akan menceritakan KISAH tentang MANFAAT SEDEKAH yang telah dipraktekkan oleh kakak kandung saya T EDHI S. Sebagai seorang putra seorang petani, kakak saya berjuang untuk dapat kuliah dengan biaya sendiri, setelah orang tua hanya mampu membiayai sampai SMA. Perjuangan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan biaya kuliah sangatlah melelahkan. Walau sebenarnya secara hitungan matematika pendapatan sebagai tentor cukup untuk menutupi kebutuhan tersebut, tapi kenyataan bicara lain. akhirnya cari pinjaman sana sini hingga hutang menumpuk dan kesulitan untuk melunasinya. Keadaan ini berlanjut hingga menikah, sebelum akhirnya berkenalan dengan "PETUNJUK" Alloh melalui sedekah. Pertama kali kakak saya ACTION sedekah dengan menghubungi Yayasan Yatim Mandiri. Lalu kakak saya mendaftar sebagai donatur, menjadi orang tua asuh bagi 2 anak yatim dengan membiayai uang spp mereka. seiring berjalannya waktu akhirnya kakak saya mendapatkan pekerjaan, juga bisa bekerjasama dengan seorang teman, berbisnis perkayuan, mulailah kemudian menambah donasi kepada beberapa lembaga sosial dan hingga sekarang (setahun setelah donasi pertama) menjadi 14 anak yatim. Ada kejadian menarik juga mengagetkan. Suatu waktu pertengahan tahun 2010, kakak saya datang ke sebuah dealer sepeda motor, ia menanyakan sepeda motor dengan harga sekian, padahal waktu itu ia tak bawa uang untuk membelinya, sekedar tanya, khan tidak bayar pikirnya.... kakak saya menginginkan sepeda motor merk H dengan harga 7 jt untuk diberikan pada Bapak dirumah ( sekarang kakak sy tinggal di Malang Jatim, sedangkan Bapak di Purwodadi, Jateng), sebelumnya pernah mengikuti seminar tentang keajaiban sedekah, lalu ingin MEMBUKTIKAN bahwa Alloh akan membalas sedekah denga kelipatan 10 atau lebih. Akhirnya kakak aya mengkalkulasi, jika motor harga 7 jt, maka diperlukan sedekah 10% maka ia harus sedekah 700 rb, singkat kata sedekah disebarkan, kakak sya "KAGET" ketika mensedekahkan karena seumur hidup biasanya sedekahnya cuma lima ratus hingga seribu PERAK, tapi sekarang bisa sedekah lebih banyak juga tak kalah kaget pula orang yang menerimanya. Dan singkat cerita satu - dua bulan benar2 TERBUKTI. Dari bisnis perkayuan dengan temannya mendapat order cukup besar dengan marjin keuntungan sebesar 7.200.000,- untuk kakak saya sedangkan harga motor sebesar 6.900.000,- (ALKHAMDULILLAH), puji syukur kehadirat Ilahi Robbi

Satu lagi kejadian yang mengagetkan, Sengaja kakak saya ingin menyedekahkan pakaian bekas pakai yang tentunya masih layak, juga pakaian bekas istri dan anaknya yang masih kecil dan sebuah tv 14". Balasan kali ini malah lebih cepat. hingga akhirnya sang istri mendapatkan order pembelian sparepart hp, dengan nilai 1.800.000 setara dengan tv 21" yang baru saja dibelinya.

Cerita diatas semoga dapat menjadi inspirasi bagi saya dan juga masyarakat yang membaca testimoni yang saya share-kan. Kiranya Alloh PASTI tak akan mengingkari janjiNYA. Yang perlu diingat adalah sedekah laksanakan dulu, jangan nunggu ikhlas dulu, istiqomah, terus menerus juga sambil ditingkatkan prosentasenya. Dan Alloh akan MENGGANTI dan MENAMBAHKAN atas INVESTASI yang telah kita tunaikan dengan KEBIJAKANNYA. Karena Ia Maha tau apa yang dibutuhkan dan terbaik bagi hambaNYA, bisa dengan kesehatan keluarganya, murah rejeki, dimudahkan urusannya dan lain sebagainya. Dan cepat atau lambatnya balasan adalah Hak Preorogatip Alloh. Tapi yang pasti Sedekah adalah Investasi kita yang "pengelolaan usahanya" Alloh yang mengerjakan. Bukankah Alloh adalah sebaik-baik pembalas????

Sedekah sambil berharap... Bolehkah ????

Persoalan meminta sama Allah itu bukan persoalan ikhlas atau tidak ikhlas. Itu persoalan ibadah. Meminta adalah do’a. Silahkan saja sedekah tanpa berharap. Tapi kalau sedekah sambil berharap, maka dapat dua ibadah; pahala sedekah dan pahala berharap. Namun kita tidak boleh memaksa, hanya boleh meminta dan berharap.

Dan bukanlah disebut meminta dan berharap, kecuali yakin bahwa apa yang diminta dan yang diharap adalah bisa dikabulkan. Ilmu penyertanya adalah sabar, tawakkal, juga ikhlas. Termasuk ikhlas bila Allah tidak mengabulkan. Husnudzan kepada Allah adalah seninya. Yakinlah Allah Maha Tahu apa yang terbaik.

Sementara itu, mengikuti seruan-Nya, percaya akan janji-Nya; yang akan mengganti 2x, 10x, 700x, lebih banyak lagi, atau mengganti dengan yang lebih baik, adalah juga sebuah keutamaan. Tauhid itu. Percaya sekali sama Allah.

Saking percayanya ya kita ikuti seruannya. Dan apa sebutannya kalo bukan ikhlas juga? Nyari duit setengah mati, tiba-tiba ketika datang tawaran bersedekah dari Allah dengan janji akan dilipatgandakan-Nya, lalu kita percaya? Hingga kita menyerahkan semuanya? Apa gak di sebut ikhlas tuh? Bahwa kemudian jangan meminta hanya dunia, itu betul.

Minta juga ampunan-Nya, keselamatan dari-Nya, kasih sayang-Nya, bisa hafal qur’an, bisa istiqomah, bisa tambah sehat. Pengetahuan akan ilmu konversi juga penting. Sesiapa yang sedekah 1 di kali 10. Lalu sepuluhnya gak dapet, pertanyaannya: benarkah gak dapat? Apakah itu dikarenakan bodohnya kita?

Sesungguhnya Allah sudah membalas. Hanya balasannya kita gak paham hingga bertambah ilmu kita dan hikmah. Juga ketika kita baik sangka. Subhanallah, betapa rahasia ilmu Allah itu luas sekali. Belum lagi kalau bicara bahwa ternyata bayaran Allah itu terus dan terus. Kita anggap udah gak akan dibayar lagi. Ternyata setelah kita malah lupa sama do’a kita, eh Allah tetep kabulkan. Rupanya, “panen” pertama, bukan ke apa yang kita minta. Sementara kita bersabar, rupanya tanaman kita panen yang kedua, ketiga, dan seterusnya hingga sampailah pada apa yang kita minta.

Waba’du, meminta kepada Allah, tidaklah salah. Demikian juga berharap dari-Nya. Gak sedekah aja, boleh meminta, boleh berharap. Apalagi dengan bersedekah, tambah boleh meminta, tambah boleh berharap.

Sesiapa yang berdo’a dengan amal soleh sebagai pendahuluannya, jelas akan lebih bertenaga do’anya. Dan amal soleh itu banyak, sedekah adalah hanya salah satunya. Begitupun do’a. Do’a akan menjadi pendorong yang hebat buat sedekah.

Jangan hanya bersedekah. Tapi juga berdo’a. Di rawat itu sedekah dengan do’a. Jangan ditinggal begitu saja. Meskipun saya yakin, seperti biji cabe, yang di aurin (dibiarin) aja dia tumbuh, namun jika dirawat, dikawal, hingga ia tumbuh banyak dan bagus, adalah sebuah keutamaan yang lain adanya. Selamat menuntut ilmu terus, terus, dan terus. Hingga sampai kepada hikmah yang kita mintakan dari Allah datangnya. Amin.

Emang juga diam aja Allah udah akan aturin. Tapi kita ga dapet pahala do’a. bahkan do’a itu kepalanya ibadah. Jika ibadah, ibadah doangan, kaga berdo’a, maka kita hanya ampe leher. Itu ibadah ga ada kepalanya. Dengan berdo’a, itu menyatakan kelemahan kita juga di hadapan Allah Yang Begitu Kuasa. Sekaligus pernyataan-pernyataan menghamba, penuh harap, menjadikan Allah sandaran, dan lain-lain. Masya Allah dah. Rugi mereka yang ga mau berdo’a. Sedang do’a sendiri adalah sebuah ibadah tersendiri.

Dan bahkan do’a adalah perintah Gusti Allah langsung. Ayat-ayat tentang do’a tidak hanya di satu ayat. Tapi di banyak ayat. Dan tidak ada do’a yang tidak dikabulkan kecuali ia menjadi pengampunan buat yang berdo’a, menjadi penolak bala, dan disimpan sebagai kebaikan yang lain dari hal yang tidak diminta. Nah, apakah yang tidak berdo’a bakalan dapat keistimewaan yang berdo’a? tentu saja tidak. Alhamdulillah.

Yusuf Mansur


NB : Ini merupakan jawaban dari Ustd Yusuf Mansur kepada seorang jamaah. semoga bermanfaat

Sedekah VS Riya

KETIKA ANDA MENUDUH ORANG LAIN RIYA

Satu hal yang ingin saya sampaikan kepada Anda yang suka menuduh-nuduh orang lain itu riya, ujub, dan sombong. Tolong simak baik-baik. Ketika Anda membeli dan memakai arloji mahal, mungkin Anda berniat untuk pamer. Padahal orang tertentu membeli dan memakai arloji mahal semata-mata karena ia memang menyukai arloji tersebut. Jadi, jangan buru-buru menyamakan sifat Anda dengan sifat seseorang.

Ketika Anda bersedekah banyak terang-terangan, mungkin Anda berniat untuk pamer. Padahal orang tertentu bersedekah banyak terang-terangan, semata-mata karena ia ingin menyemangati orang lain. Jadi, jangan buru-buru menyamakan sifat Anda dengan dengan sifat seseorang. Lebih baik, luruskan niat Anda dan berbaik-sangkalah terhadap orang lain. Lebih baik lagi, Anda doakan orang lain agar tetap lurus niatnya. Iya tho?

Tolong juga digarisbawahi:

- Yang Maha Kuasa membolehkan bersedekah terang-terangan (QS 35: 29).

- Sedekah terang-terangan dapat menjadi syiar agama, layaknya ibadah yang lain seperti sholat dan haji.

- Sebagian sahabat Sang Nabi sengaja bersedekah terang-terangan, dengan tujuan untuk menyemangati sahabat lainnya.

- Kadang Ustadz Yusuf Mansur, Ustadz Lihan, Aa Gym, dan Ary Ginanjar sengaja bersedekah terang-terangan, dengan tujuan untuk menyemangati peserta.

- Sebagian motivator mengilhami peserta dengan menunjukkan seberapa banyak harta yang ia miliki. Motivator yang lain mengilhami peserta dengan menunjukkan seberapa banyak harta yang ia sedekahkan. Semua niatnya baik. Hanya saja, caranya yang berbeda.

Teruslah mengajak orang-orang bersedekah. Dan jangan pernah Anda pusingkan pendapat orang lain yang menuduh Anda riya, ujub, dan sombong. Ah, sejak kapan dia jadi malaikat? Tahu dari mana dia, isi hati Anda?

Menurut saya, akan jauh lebih baik Anda:

- lupakan malaikat gadungan itu

- luruskan niat

- teruslah bersedekah

- teruslah mengajak orang-orang untuk bersedekah

Yang Kaya Yang Bersedekah

"Tunjukkan saja jalan arah ke Pasar" jawab Abdurrahman Bin Auf ketika dia diberikan sebagian harta dari saudara Ansharnya sewaktu pertama datang Hijrah ke Madinah mengikuti Rasulullah.

Abdurrahman Bin Auf menolak hibah harta dari saudaranya dan memilih berdagang di Pasar Madinah. Memang beliau terkenal sebagai Entrepreneur bertangan Midas, mengubah apapun yang disentuh menjadi emas. Kata Abdurrahman, "Sejak Rasulullah mendoakanku, dunia datang menghadap kepadaku (hidupku makmur dan bahagia). Hingga seandainya aku angkat sebuah batu, maka dibawahnya kudapati emas dan perak."

Abdurrahman bin Auf termasuk kelompok delapan yang mula-mula masuk Islam, termasuk kelompok sepuluh yang diberi kabar gembira oleh Rasulullah masuk surga, dan seseorang yang dipercayai Rasulullah saw. untuk berfatwa di Madinah selagi beliau masih hidup di tengah-tengah masyarakat kaum muslimin.

Sebagai seorang Entrepreneur sukses, ternyata rahasianya ada di SEDEKAH, berikut sedekah Abdurrahman bin Auf yang Fenomenal ;

- Menyedekahkan iring-iringan tujuh ratus ekor unta bermuatan penuh membawa pangan, sandang serta lainnya untuk penduduk Madinah. - Menyedekahkan 40.000 dirham perak. 1 Dirham = Sekitar Rp.1,4 Milyar - Kemudian menyusul pula 40.000 dinar emas. = sekitar Rp.48.Milyar - Sesudah itu dia bersedekah lagi 200 uqiyah emas. - 500 ekor kuda kepada para tentara Islam - 1.500 ekor unta - Memberikan 400 dinar emas kepada 100 orang bekas pejuang Perang Badar. +/- Rp.480 Juta

Dan cukup banyak lagi diriwayatkan bahwa Abdurrahman Bin Auf bersedekah seperti tidak takut miskin.

Sedekah Yang Utama

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. : seorang lelaki menemui Nabi Muhammad Saw dan bertanya, “ya Rasulullah Saw, sedekah apakah yang paling utama?” Nabi Muhammad Saw menjawab, “sedekah yang kau berikan ketika kau dalam keadaan SEHAT, KIKIR dan TAKUT TERHADAP KEMISKINAN dan MENGINGINKAN KEKAYAAN. Janganlah menunggu sampai dekatnya saat kematian dengan mengatakan, ‘untuk si fulan sekian, dan untuk si fulan sekian, dan harta tersebut telah menjadi milik ahli warisnya’”.
Dalam Al Qur'an ditulis :
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" (Al Munaafiquun 10)

Nah.. Selamat bersedekah :)

""Sedekah Salah Sasaran""


Ternyata sedekah itu tidak mengenal salah sasaran meskipun diberikan kepada pencuri, orang kaya dan pelacur. Di riwayatkan di dalam Shahih Bukhari bahwa seseorang yang bersedekah dan ingin mendapatkan pahala Sedekah secara sembunyi – sembunyi “shadaqah sirr” , tidak di ketahui orang lain, ia pun mengumpulkan uang, lalu malam – malam ia menutup wajahnya dengan kain dia mencari orang yang berhak.

Lalu ia lihat ada seorang yang termenung di malam hari, diam saja, duduk saja, tidak bicara, tidak apa duduk saja di pinggir jalan, “ini orang yang tidak mampu, tengah malam masih belum tidur, masih duduk di sini” maka di lemparkannya uang itu pada orang itu dan ia pun pergi melarikan diri supaya orangnya tidak tau dia yang memberi, maka keesokan harinya dia sudah gembira, sudah sedekah dengan sedekah sembunyi – sembunyi, esok harinya dapat kabar gempar kampung karena seorang pencuri dapat harta di beri orang yang tidak di kenal, dia berkata : Wahai Allah Bagi Mu segala puji, aku mau sedekah sembunyi – sembunyi, ternyata yang ku beri pencuri, pencuri sedang menunggu kesempatan untuk mencuri, menanti waktu untuk mencuri, di kira dia seorang Fuqara padahal ia pencuri, ia berkata “berarti aku tidak akan berhenti, aku akan lanjut lagi”

Ia pun mengumpulkan uang lagi, sudah terkumpul ia keluar lagi di malam hari.Lantas ia melihat seorang tua renta, yang berjalan tertatih – tatih dengan tongkatnya, pelan – pelan jalannya tidak ada yang menemaninya, tidak ada yang mendampinginya, “ini pasti orang susah” dia lemparkan uang itu dalam sebuah kantong kepada orang tua itu dan dia pun lari pergi, keesokan harinya gempar orang terkaya di kampung itu, yang paling kikir dapat sedekah sembunyi – sembunyi semalam, maka ia pun berkata : Wahai Allah Bagi Mu segala puji, aku jadi memberi orang yang paling kaya, yang paling kikir, tidak berguna sedekahku, yang pertama di berikan pada pencuri yang ke dua ternyata salah beri juga, di berikan kepada orang yang kaya dan paling kikir.

Lantas dia tidak kapok, tapi ketiga kalinya dia berbuat dia mencari wanita saja, dia lihat “nah ini wanita sedang duduk” maka di berikan padanya harta itu dan keesokan harinya, gempar lagi kampung itu, seorang pelacur mendapatkan sedekah yang sembunyi – sembunyi, ia katakan “Yaa Rabb cukup 3 kali” Wahai Allah sudah cukup ini, pencuri yang kuberi, yang kedua orang kaya paling kikir yang ketiga pelacur, sudah aku tidak mau bersedekah lagi.

Maka Allah subhanahu wata’ala tunjukan beberapa tahun kemudian, bahwa Allah subhanahu wata’ala membukakan kemuliaan dari uang halal yang ia berikan itu jauh lebih dari pada maksud yang dia kehendaki, ia inginkan beri kepada orang Fuqara tapi Allah sampaikan uang Nya pada pencuri, pencuri biasa makan uang haram apakah ia terus mencuri, malam itu pencuri itu dapat uang halal dari orang yang sedekah sembunyi – sembunyi, harta yang haram itu mempengaruhi tubuh kita, harta yang halal juga mempengaruhi, kalau harta yang halal mempengaruhi kita untuk ingin beribadah, maka pencuri itu mendapatkan itu dia bersyukur.

“Subhanallah, aku selama ini terus menerus mencuri sekarang Allah beri” ia pun Taubat, tidak lama orang ini yang penyedekah pertama setelah sekian tahun dia dengar kabar ada seorang wali Allah yang wafat maka ia mendatangi jenazahnya, “ini kalau tidak salah ini yang dulu ku beri, dulu pencuri” dia bertanya “ini orang asal muasalnya dimana” “dulu dia pencuri , gara – gara ia dapat uang di tengah malam, di beri oleh seorang penyedekah yang tidak ia kenal dia Taubat sampai dia menjadi Wali Allah subhanahu wata’ala”, dia berkata “Subhanallah” Allah disampaikan derajatnya menjadi Wali Allah dari harta orang ini karena sedekahnya sembunyi – sembunyi dan ikhlas niatnya walaupun nyampainya kepada pencuri.

Yang kedua maka dia pun berkata, “Wahai Allah, selesai janjiku dari yang pertama yaitu pencuri lalu bagaimana dengan orang tua yang kikir” orang tua yang kikir itu tidak berapa lama ia membangun suatu rumah untuk Sedekah untuk yatim dan anak – anak miskin dan Fuqara, Kenapa ? karena ia jadi Taubat Ia ingat “aku ini orang kaya disedekahi orang, karna apa ? karena aku kikir” akhirnya ia pun bertaubat kepada Allah, ia bangun rumah Sedekah ia wakafkan, pahalanya orang ini dapat pada penyedekah pertama, demikian Dahsyatnya rahasia kemuliannya, dan ia pun berkata: “Allah aku memahami yang ke dua, lalu bagaimana dengan yang ketiga”

Tidak ada jawaban, sudah hampir 30 tahun, lalu ia mendengar dua orang ulama, adik kakak, dua – duanya ulama yang Shaleh, dua – duanya pemuda, maka ia berkata “aduh aku ingin kenal dengan dua pemuda ini” sulit di jumpai, di ikuti muridnya, untuk berjumpa sulit, hebat sekali ini adik kakak ini, dua – duanya ulama, dua – duanya Shaleh, dua – duanya berhasil dan sukses, maka ia Tanya “ini asal muasalnya anak ini ulama ini dari mana ? dua pemuda ini” “ini dulu ibunya pelacur tapi gara – gara di beri sedekah oleh seorang yang sedekah sembunyi – sembunyi, Taubat lantas kemudian dia pakai uang itu untuk menyekolahkan dua anaknya ini untuk menjadi ulama, sampai menjadi ulama besar”

Maka orang ini sujud kepada Allah, Rabbiy Kau tidak kecewakan hamba – hamba Mu, demikian kasih sayang Ilahi subhanahu wata’ala, ribuan orang yang bertaubat dari kedua anak itu mendapatkan pahalanya kepada si pemberi yang pertama, walaupun awalnya terlihat buruk namun akhirnya Allah buat sedemikian indah.

==

Dikutip dari ceramah Habibana Munzir Almusawwa(majelisrasulullah.org)

bersumber dari http://abizakii.wordpress.com/

""Sedekah Yg Kusesali"


Diriwayatkan, seorang shahabiyah (kalangan sahabat Nabi dari perempuan) baru saja kehilangan suaminya.

Setelah upacara pemakaman, masih dengan suasana hati yang diliputi duka cita, ia mendekat ke sisi Nabi SAW dan bertanya dengan setengah berbisik, "Ya Rasulullah, di detik-detik menjelang kepergian suamiku, dalam sekaratnya ia memberikan isyarat supaya aku mendekat. Akupun mendekatkan diri kepadanya, untuk mendengarkan apa yang akan dikatakannya.

Tetapi yang aku dengar adalah ucapan-ucapan yang sama sekali tidak aku mengerti.

Ia berkata, Akh seandainya yang baru, akh seandainya semuanya, dan akh seandainya masih jauh.

Apakah ucapan suami saya itu semacam wasiat ya Rasulullah? Tapi aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang dia maksudkan.

Rasulullah terdiam sejenak, sembari tersenyum beliau bersabda, "Pernah suatu hari, suamimu berbelanja ke pasar. Ia membeli sebuah mantel baru. Dalam perjalanan pulang ke rumah, ia melihat seseorang yang duduk terpojok di sudut jalan. Ia meringkuk tampak sangat kedinginan. Suamimu menjadi iba dan kemudian memberikan mantelnya yang lama. Dalam sekaratnya, ia diperlihatkan oleh Allah balasan pahala dari amalannya itu. Ketika melihat penampakan balasan dari Allah, sekonyong-konyong timbul rasa sesal dalam dirinya, mengapa ia tidak memberikan saja mantelnya yang baru, tentu balasan dari Allah akan lebih besar. Ia pun berkata, Akh, seandainya yang baru!

Nabi SAW melanjutkan, "Pernah suatu hari lagi, suamimu kembali dari pasar. Rejeki yang ia dapatkan hari itu ia belikan sepotong roti. Ia berencana membawakannya untukmu dan keluarga. Namun dalam perjalanan, ia melihat seseorang yang terbaring lemah karena lapar. Ia pun menjadi iba, dan memberikan sebagian roti buatnya. Sebagiannya lagi ia bawa pulang. Dalam sekaratnya, ia diperlihatkan oleh Allah balasan dari amalannya itu. Ia pun kembali menyesal, andainya saja ia memberikan semuanya, pasti balasan Allah lebih besar lagi. Ia pun berkata, Akh, seandainya semuanya.

Selanjutnya, "Di hari yang lain, suamimu dalam perjalanan menuju masjid, dengan arah yang sama ditemuinya seorang tua yang tampak kepayahan dan tertatih-tatih melangkahkan kakinya. Suamimupun menawarkan diri untuk membantu, dan digendongnya orang tua yang lemah itu menuju masjid. Ketika diperlihatkan oleh Allah balasan dari amalan perbuatannya itu, ia kembali menyesal dan berharap seandainya saja jarak masjid itu lebih jauh, ia akan mendapat balasan pahala yang lebih banyak. Dalam penyesalannya ia berkata, Akh, seandainya masih jauh.

Akankah kita nanti akan menyesal ketika diperlihatkan balasan sedekah kita yang "uang receh" dan " uang lecek"..??